MANUSIA DAN
KEGELISAHAN
Perasaan
gelisah itu pasti ada dalam setiap diri manusia, entah karena alasan apa rasa
gelisah itu datang, perasaan gelisah dan perasaan takut sebenarnya sangat tipis
sekali bedanya hanya saja manusia menganggapnya selalu sama.
Pengantar…
Kegelisahan berasal
dari kata “gelisah”, artinya rasa tidak tenteram hati, tidak tenang, tidak
sabar lagi, merasa cemas dan khawatir. Kegelisahan hanya dapat diketahui dari
gejala tingkah laku atau gerak gerik seseorang dala situasi tertentu.
Kegelisahan itu timbul karena perbuatan sendiri atau karena perbuatan atau
keadaan dari luar diri manusia, yang memberi pengaruh psikologis yang merugikan
terhadap harta kekayaan. Jiwa atau badannya, martabat dan harga dirinya.
Pengaruh tersebut tidak hanya pada diri sendiri, melainkan dapat terjadi juga
pada orang lain.
Manusia
selama ini seringkali tenggelam dalam kegelisahan. Berbagai penyebab
kegelisahan telah menyita waktu dan perhatian manusia, dan sayangnya banyak
yang tidak menyadari betapa mengganggunya kegelisahan itu. Kegelisahan yang
timbul dalam diri kita sebenarnya dibuat oleh kita sendiri, kita ciptakan
mereka di dalam pikiran kita melalui ketidakmampuan ataupun kegagalan untuk
mengerti bahaya perasaan keakuan dan melalui khayalan yang melambung serta
kesalahan dalam menilai setiap kejadian atau benda.
Hanya
jika kita dapat melihat suatu kejadian atau benda dengan apa adanya, bahwa
tidak ada sesuatu apa pun yang kekal di dunia ini dan bahwa keakuan kita
sendiri merupakan khayalan liar yang membawa kekacauan dalam pikiran yang tidak
terlatih. Kegelisahan adalah suatu rasa tidak tenteram, tidak tenang, tidak
sabar, rasa khawatir/cemas pada manusia. Kegelisahan merupakan gejala universal
yang ada pada manusia manapun. Namun kegelisahan hanya dapat diketahui dari
gejala tingakah laku atau gerak – gerik seseorang dalam situasi tertentu. Jadi,
kegelisahan merupakan sesuatu yang unik sebagai manifestasi dari perasaan tidak
tenteram, khawatir, ataupun cemas.
Kegelisahan artinya keadaan perasaan
yang tidak tenteram, keadaan perasaan yang tidak tenang, keadaan perasaan yang
tidak sabar lagi, keadaan perasaan yang cemas dan khawatir. Kegelisahan
merupakan gejala universal, yang ada pada manusia manapun. Kegelisahan
bersumber pada unsur rasa dalam diri manusia, jadi bersifat psychologis atau
kejiwaan.
- Kegelisahan
1. Jenis-jenis
Kegelisahan
Sigmund
freud membedakan kegelisahan menjadi tiga macam, yaitu:
a) Kecemasan
Obyektif
Sering
pula dinamakan kecemasan kenyataan, yaitu kecemasan yang disebabkan adanya
bahaya dari luar. Bagi yang mempunyai sikap tenang, rasa gelisah dapat ditekan
serendah mungkin.
b) Kecemasan
Neurotik
Kecemasan
ini timbul karena pengamatan tentang bahaya dari naluriah (syaraf).
c) Kecemasan
Moral
Setiap
individu mempunyai bermacam-macam emosi, iri dendam, dengki, benci, dendam,
dengki, benci, takut, gelisah, cinta, rasa kurang dan lain-lain. Rasa iri
biasanya dihubungkan dengan keadaan orang lain. Iri dan sebgainya itu tidak
cukup beralasan, artinya hanya memandang dirinya sendiri (egoism). Kegelisahan
yang lain adalah perasaan tidak menakutkan dan menjijikan.
Usaha
untuk mengatasi kegelisahan, pertama harus dimulai dari diri sendiri, yaitu
kita harus bersikap tenang. Dengan bersikap tenang, kita dapat berfikir tenang,
sehingga segala kesulitan dapat kita atasi. Untuk menghilangkan kegelisahan
adalah pasrah diri kepada Tuhan. Kita pasrahkan sepenuhnya kepadaNya. Kita
harus percaya bahwa tuhanlah Maha Kuasa, Maha Pengasih, dan Maha Penyayang dan
Maha Pengampun.
2. Ketidak
Pastian
Ketidak
pastian berasal dari kata “tidak pasti”, artinya tidak tentu dapat ditentukan,
tidak tahu, tanpa arah yang jelas, tanpa asal usul yang jelas. Ketidak pastian
artinya keadaan yang tidak pasti, tidak tentu, tidak dapat ditentukan, tidak
tahu, keadaan tanpa arah yang jelas, keadaan tanpa asal usul yang jelas.
Keadaan semacam ini lebih kuat tertuju kepada status, nama baik, martabat
seseorang, yang menyentuh nilai kemanusiaannya, sehingga dirasakan akan
merugikan haknya. Karena itu orang yang mengalami ketidak pastian akan merasa
gelisah.
Orang yang pikirannya terganggu
tidak dapat berpikir secara teratur, apalagi mengambil kesimpulan. Dalam
berpikir, manusia selalu menerima rangsang-rangsang lain, sehingga jalan pikirannya
menjadi kacau oleh rangsang-rangsang baru. Kalau toh ia dapat berpikir baik
akan memakan waktu yang cukup lama dan sukar. Beberapa sebab orang tak dapat
berpikir dengan pasti ialah:
a) Obsesi
Gejala
neurosa jiwa, yaitu adanya pikiran atau perasaan tertentu yang terus-menerus,
biasanya tentang hal-hal yang tak menyenangkan, atau sebab-sebabnya tak
diketahui oleh penderita. Misalnya, selalu berpikir ada orang yang ingin
menjatuhkan dia.
b) Phobia
Rasa
ketakutan yang tak terkendali, tidak normal, kepada sesuatu hal atau kejadian
tanpa diketahui sebab-sebabnya.
c) Kompulasi
Adanya
keragu-raguan tentang apa yang telah dikerjakan, sehingga ada dorongan yang tak
disadari melakukan perbuatan yang serupa berkali-kali.
d) Histeria
Neorosa
jiwa yang disebabkan oleh tekanan mental, kekecewaan, pengalaman pahit yang
menekan, kelemahan syaraf, tidak mampu menguasai diri, sugesti dari sikap orang
lain.
e) Delusi
Pikiran
yang tidak beres, karena berdasarkan suatu keyakinan palsu. Delusi ada tiga
macam, yaitu:
- Delusi persekusi
Menganggap keadaan sekitarnya jelek.
- Delusi keagungan
Menganggap dirinya orang penting dan besar.
- Delusi melancholis
Merasa dirinya bersalah, hina, dan berdosa.
f) Halusinasi
Khayalan
yang terjadi tanpa rangsangan pancaindera. Halusinasi buatan, misalnya dapat
dialami oleh orang mabuk atau pemakai obat bius. Kadang-kadang karena
halusinasi, orang merasa mendapat tekanan-tekanan terhadap dorongan-dorongan
dasarnya, sehingga dengan timbulnya halusinasi dorongan-dorongan itu menemukan
sasarannya.
g) Keadaan emosi
Dalam
keadaan tertentu seseorang sangat berpengaruh oleh emosinya. Ini nampak pada
keseluruhan pribadinya, antara lain gangguan pada nafsu makan, pusing-pusing,
muka merah, nadi cepat, keringat, tekanan darah tinggi/lemah. Sikapnya dapat
apatis atau terlalu gembira dengan gerakan lari-larian, nyanyian, ketawa atau
berbicara. Sikap ini dapat pula berupa kesedihan menekan, tidak bernafsu, tidak
bersemangat, gelisah, resah, suka mengeluh, tidak mau berbicara, diam seribu
bahasa, termenung, dan menyendiri.
USAHA
– USAHA MENGATASI KETIDAKPASTIAN
Untuk
dapat menyembuhkan keadaan itu tergantung kepada mental penderita. Andaikata
penyebab sudah diketahui, kemungkinan juga tidak dapat sembuh. Bila hal itu
terjadi, maka jalan yang paling baik bagi penderita ialah diajak atau pergi
sendiri ke psikolog. Bila penyebabnya itu jelas, misalnya rindu, obatnya mudah,
yaitu dipertemukan dengan orang yang dirindukan.
Phobia
atau jenis takut bisa dilatih dari sedikit, sehingga tidak takut lagi. Orang
yang bersikap sombong atau angkuh,bila mengalami musibah baru berkurang
kesombongannya, tetapi mungkin tidak. Andaikata mereka sadar, kesembuhan itu
adalah karena pengalaman. Jadi yang menyembuhkan adalah masyarakat sekitarnya
dan dirinya sendiri.
3.
Ketersaingan
Ketersaingan
berasal dari kata “tersaing” artinya tersisih, terpisah, terpencil, dari
pergaulan masyarakat baik-baik. Yang menyebabkan orang berada dalam keadaan
ketersaingan itu ialah perilakunya yang tidak dapat dibenarkan oleh masyarakat,
atau kekurangan yang ada pada diri seseorang, sehingga ia tidak dapat atau
sulit menyesuaikan diri dalam masyarakat.
4.
Kesepian
Kesepian
berasal dari kata “sepi” artinya sunyi, tidak ada orang, tidak ada apa-apa,
kesepian artinya kesunyian, merasa sunyi, merasa tidak didampingi orang, merasa
tidak punya apa-apa. Kesepian membuat manusia gelisah, karena menyentuh
nilai-nilai kemanusiaan, harkat dan martabat manusia. Kesepian yang dimaksud
disini adalah kesepian dalam arti psikologis yang dalam, yang sangat
berpengaruh pada jalan hidup manusia.
Kesepian
dikatakan berpengaruh pada jalan hidup manusia, karena manusia merasa terancam
hak kodratnya sebagai manusia, sehingga ia merasa takut atau khawatir akan
kehilangan atau tidak memperoleh sesuatu dalam hidupnya.
B. Faktor
Penyebab Kegelisahan
Bukan merupakan sebuah kepastian
bahwa akar penyebab kegelisahan selalu bermula dari faktor keluarga atau metode
pendidikan yang diterapkan oleh kedua orang tua. Bahkan, terkadang ia muncul
dari diri penderita sendiri dan itu merupakan faktor sangat dominan dan
berpengaruh dalam semua aspek keberadaan manusia sampai akhir
hayatnya. Faktor
penyebab kegelisahan antara lain:
a. Dari
Dalam
Faktor kegelisan dari dalam
diri seseorang antara lain:
1. Cinta
Diri
Kecintaan
seseorang terhadap dirinya merupakan hal yang wajar, namun sebagian orang telah
berlebihan dalam mempertahankan cinta tersebut, sehingga terbebani dengan
berbagai macam penderitaan dan rasa sakit. Dalam pembahasan ini, yang dimaksud
cinta diri adalah kecintaan melampaui batas, perhatian berlebihan terhadap diri
sendiri, dan sangat sensitif terhadap segala hal yang berkaitan dengan itu,
sehingga ia tidak mendapati musibah yang lebih parah dari penyakit tersebut. Ya
perhatian yang berlebihan terhadap diri akan menyebabkan munculnya keinginan
buruk dalam diri seseorang, seperti ingin meraih kecintaan dari semua manusia,
mengharapkan kehadiran mereka dengan patuh dan mau melaksanakan perintahnya
secara keseluruhan demi memperoleh kerelaannya.
2.
Lalai dalam Mengingat Allah
Dalam
beberapa hadits dan riwayat Shahih disebutkan bahwa was-was dalam keadaan
tertentu akan muncul sebagai akibat kelalaian seseorang dalam mengingat Allah,
berpaling dari (mencari) hikmah-Nya, dan mengentengkan perintah dan
larangan-Nya. Terkadang was-was juga akan muncul dari setan yang telah
mengguncangkan jiwanya. Ya, orang yang hatinya bersih dan yakin kepada
Allah tidak akan terkena penyakit ini, kecuali bila menderita cacat atau
penyakit tertentu. Dari sudut pandang agama, mengingat Allah ibarat benteng
kuat dan baju besi yang melindungi manusia dari berbagai macam bahaya, seperti
penyakit kejiwaan. Sebagaimana, kita juga dapat menjadikannya sebagai pijakan
dalam proses pengobatannya. Beberapa riwayat menyebutkan bahwa was-was bisa muncul
sebagai akibat perbuatan haram dan mungkar, sebaliknya mencari perlindungan
Allah dapat mencegah seseorang dari dampak negatifnya.
3. Gejolak Hati
Terkadang
was-was muncul dalam keadaan tertentu lantaran kegalauan hati yang sangat keras
akan hal-hal yang spele dan remeh. Ketika ia tidak mendapatkan sesuatu yang
dapat menyibukkan dirinya, ia akan memikirkan problem dan khayalan sia-sia,
sehingga sering kali hal itu menyeretnya kedalam kubangan was-was. Karena itu,
ketika seorang anak kecil megotori badannya, maka ia akan segera melawan
guncangan jiwa lantaran takut akan hukuman ibunya dengan cara mencuci kotoran
tersebut berulang kali. Dan, pengulangan itu memberikan kemungkinan bagi muncul
dan tertanamnya pemikiran yang bersifat was-was tersebut. Sebagian orang
berkeyakinan bahwa pemikiran yang disertai perasaan was-was sebenarnya
merupakan sejenis kegelisahan yang timbul dari penyakit kejiwaan yang dapat
disembuhkan dengan mudah.
4.
Rasa Takut dan Malu
Mungkin,
sifat malu merupakan salah satu diantara faktor penyebab was-was, sebab seorang
pemalu adalah orang yang takut berdiam diri dan inilah yang mengharuskan kita
membahas tentang sebab-sebabnya pada anak-anak. Karena itu, mereka yang pada
masa kecilnya telah mendapatkan pelecehan dan perlakuan keras, pada masa
dewasanya tidak akan mampu menghadapi problem yang sangat besar dan
menyelesaikannya secara benar. Ini menunjukkan bahwa seorang pemalu akan
berusaha dengan berbagai macam cara untuk melaksanakan pekerjaan dengan
sebaik-baiknya agar tidak menjadi bahan penilaian dan cemoohan orang lain.
Inilah yang mendorongnya melakukan pekerjaan secara berulang agar dapat
menyelesaikannya sebaik mungkin, yang pada akhirnya menjerumuskannya kedalam
was-was.
5.
Tidak Merasa Aman
Dalam
keadaan tertentu, perasaan tidak aman merupakan faktor penyebab terjadinya
was-was. Dengan kata lain, sebagian orang akan menderita was-was lantaran
dirinya merasakan tidak adanya keamanan. Terkadang, perasaan semacam ini
merupakan akibat dari lemahnya kepribadian dan tidak adanya kemampuan dalam
mengendalikan diri. Tidak diragukan lagi bahwa benturan kejiwaan yang
datang secara tiba-tiba pada diri seseorang akan mendorong munculnya perasaan
tidak aman dalam diri , yang kemudian akan menyebabkan tertimpa was-was.
Sebagaimana, tekanan jiwa akan menghilangkan perasaan aman dalam pikiran
seseorang. Ini juga merupakan penyebab lemahnya kepribadian dan menjadikannya
sebagai sasaran empuk bagi penyakit was-was.
6.
Jiwa yang Lemah
Kelemahan
jiwa dalam diri seseorang dapat mencapai suatu taraf dimana ia sendiri
kehilangan kekuatan untuk mengendalikannya, sehingga kita mendapatinya dengan
terpaksa menyerah dihadapan kejadian-kejadian yang dialaminya. Ketika ia
menampakkan keinginan agar seluruh pekerjaannya sebanding dengan orang yang
lebih utama darinya, maka perasaan ini akan berubah kedalam bentuk perasaan
lemah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar