Kamis, 28 November 2013

Manusia dan Kegelisahan



MANUSIA DAN
KEGELISAHAN






Perasaan gelisah itu pasti ada dalam setiap diri manusia, entah karena alasan apa rasa gelisah itu datang, perasaan gelisah dan perasaan takut sebenarnya sangat tipis sekali bedanya hanya saja manusia menganggapnya selalu sama.





Pengantar…

          Kegelisahan berasal dari kata “gelisah”, artinya rasa tidak tenteram hati, tidak tenang, tidak sabar lagi, merasa cemas dan khawatir. Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak gerik seseorang dala situasi tertentu. Kegelisahan itu timbul karena perbuatan sendiri atau karena perbuatan atau keadaan dari luar diri manusia, yang memberi pengaruh psikologis yang merugikan terhadap harta kekayaan. Jiwa atau badannya, martabat dan harga dirinya. Pengaruh tersebut tidak hanya pada diri sendiri, melainkan dapat terjadi juga pada orang lain.
Manusia selama ini seringkali tenggelam dalam kegelisahan. Berbagai penyebab kegelisahan telah menyita waktu dan perhatian manusia, dan sayangnya banyak yang tidak menyadari betapa mengganggunya kegelisahan itu. Kegelisahan yang timbul dalam diri kita sebenarnya dibuat oleh kita sendiri, kita ciptakan mereka di dalam pikiran kita melalui ketidakmampuan ataupun kegagalan untuk mengerti bahaya perasaan keakuan dan melalui khayalan yang melambung serta kesalahan dalam menilai setiap kejadian atau benda.
Hanya jika kita dapat melihat suatu kejadian atau benda dengan apa adanya, bahwa tidak ada sesuatu apa pun yang kekal di dunia ini dan bahwa keakuan kita sendiri merupakan khayalan liar yang membawa kekacauan dalam pikiran yang tidak terlatih. Kegelisahan adalah suatu rasa tidak tenteram, tidak tenang, tidak sabar, rasa khawatir/cemas pada manusia. Kegelisahan merupakan gejala universal yang ada pada manusia manapun. Namun kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingakah laku atau gerak – gerik seseorang dalam situasi tertentu. Jadi, kegelisahan merupakan sesuatu yang unik sebagai manifestasi dari perasaan tidak tenteram, khawatir, ataupun cemas.




            Kegelisahan artinya keadaan perasaan yang tidak tenteram, keadaan perasaan yang tidak tenang, keadaan perasaan yang tidak sabar lagi, keadaan perasaan yang cemas dan khawatir. Kegelisahan merupakan gejala universal, yang ada pada manusia manapun. Kegelisahan bersumber pada unsur rasa dalam diri manusia, jadi bersifat psychologis atau kejiwaan.

  1. Kegelisahan
1.      Jenis-jenis Kegelisahan
Sigmund freud membedakan kegelisahan menjadi tiga macam, yaitu:

a)      Kecemasan Obyektif
Sering pula dinamakan kecemasan kenyataan, yaitu kecemasan yang disebabkan adanya bahaya dari luar. Bagi yang mempunyai sikap tenang, rasa gelisah dapat ditekan serendah mungkin.

b)      Kecemasan Neurotik
Kecemasan ini timbul karena pengamatan tentang bahaya dari naluriah (syaraf).

c)      Kecemasan Moral
Setiap individu mempunyai bermacam-macam emosi, iri dendam, dengki, benci, dendam, dengki, benci, takut, gelisah, cinta, rasa kurang dan lain-lain. Rasa iri biasanya dihubungkan dengan keadaan orang lain. Iri dan sebgainya itu tidak cukup beralasan, artinya hanya memandang dirinya sendiri (egoism). Kegelisahan yang lain adalah perasaan tidak menakutkan dan menjijikan.
Usaha untuk mengatasi kegelisahan, pertama harus dimulai dari diri sendiri, yaitu kita harus bersikap tenang. Dengan bersikap tenang, kita dapat berfikir tenang, sehingga segala kesulitan dapat kita atasi. Untuk menghilangkan kegelisahan adalah pasrah diri kepada Tuhan. Kita pasrahkan sepenuhnya kepadaNya. Kita harus percaya bahwa tuhanlah Maha Kuasa, Maha Pengasih, dan Maha Penyayang dan Maha Pengampun.

2.      Ketidak Pastian
Ketidak pastian berasal dari kata “tidak pasti”, artinya tidak tentu dapat ditentukan, tidak tahu, tanpa arah yang jelas, tanpa asal usul yang jelas. Ketidak pastian artinya keadaan yang tidak pasti, tidak tentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, keadaan tanpa arah yang jelas, keadaan tanpa asal usul yang jelas. Keadaan semacam ini lebih kuat tertuju kepada status, nama baik, martabat seseorang, yang menyentuh nilai kemanusiaannya, sehingga dirasakan akan merugikan haknya. Karena itu orang yang mengalami ketidak pastian akan merasa gelisah.
Orang yang pikirannya terganggu tidak dapat berpikir secara teratur, apalagi mengambil kesimpulan. Dalam berpikir, manusia selalu menerima rangsang-rangsang lain, sehingga jalan pikirannya menjadi kacau oleh rangsang-rangsang baru. Kalau toh ia dapat berpikir baik akan memakan waktu yang cukup lama dan sukar. Beberapa sebab orang tak dapat berpikir dengan pasti ialah:

a)      Obsesi

Gejala neurosa jiwa, yaitu adanya pikiran atau perasaan tertentu yang terus-menerus, biasanya tentang hal-hal yang tak menyenangkan, atau sebab-sebabnya tak diketahui oleh penderita. Misalnya, selalu berpikir ada orang yang ingin menjatuhkan dia.




b)      Phobia

Rasa ketakutan yang tak terkendali, tidak normal, kepada sesuatu hal atau kejadian tanpa diketahui sebab-sebabnya.




c)      Kompulasi

Adanya keragu-raguan tentang apa yang telah dikerjakan, sehingga ada dorongan yang tak disadari melakukan perbuatan yang serupa berkali-kali.

d)     Histeria

Neorosa jiwa yang disebabkan oleh tekanan mental, kekecewaan, pengalaman pahit yang menekan, kelemahan syaraf, tidak mampu menguasai diri, sugesti dari sikap orang lain.

e)      Delusi

Pikiran yang tidak beres, karena berdasarkan suatu keyakinan palsu. Delusi ada tiga macam, yaitu:
  • Delusi persekusi
Menganggap keadaan sekitarnya jelek.
  • Delusi keagungan
Menganggap dirinya orang penting dan besar.
  • Delusi melancholis
Merasa dirinya bersalah, hina, dan berdosa.

f)       Halusinasi

Khayalan yang terjadi tanpa rangsangan pancaindera. Halusinasi buatan, misalnya dapat dialami oleh orang mabuk atau pemakai obat bius. Kadang-kadang karena halusinasi, orang merasa mendapat tekanan-tekanan terhadap dorongan-dorongan dasarnya, sehingga dengan timbulnya halusinasi dorongan-dorongan itu menemukan sasarannya.

g)      Keadaan emosi

Dalam keadaan tertentu seseorang sangat berpengaruh oleh emosinya. Ini nampak pada keseluruhan pribadinya, antara lain gangguan pada nafsu makan, pusing-pusing, muka merah, nadi cepat, keringat, tekanan darah tinggi/lemah. Sikapnya dapat apatis atau terlalu gembira dengan gerakan lari-larian, nyanyian, ketawa atau berbicara. Sikap ini dapat pula berupa kesedihan menekan, tidak bernafsu, tidak bersemangat, gelisah, resah, suka mengeluh, tidak mau berbicara, diam seribu bahasa, termenung, dan menyendiri.







USAHA – USAHA MENGATASI KETIDAKPASTIAN
Untuk dapat menyembuhkan keadaan itu tergantung kepada mental penderita. Andaikata penyebab sudah diketahui, kemungkinan juga tidak dapat sembuh. Bila hal itu terjadi, maka jalan yang paling baik bagi penderita ialah diajak atau pergi sendiri ke psikolog. Bila penyebabnya itu jelas, misalnya rindu, obatnya mudah, yaitu dipertemukan dengan orang yang dirindukan.

Phobia atau jenis takut bisa dilatih dari sedikit, sehingga tidak takut lagi. Orang yang bersikap sombong atau angkuh,bila mengalami musibah baru berkurang kesombongannya, tetapi mungkin tidak. Andaikata mereka sadar, kesembuhan itu adalah karena pengalaman. Jadi yang menyembuhkan adalah masyarakat sekitarnya dan dirinya sendiri.



3.      Ketersaingan
Ketersaingan berasal dari kata “tersaing” artinya tersisih, terpisah, terpencil, dari pergaulan masyarakat baik-baik. Yang menyebabkan orang berada dalam keadaan ketersaingan itu ialah perilakunya yang tidak dapat dibenarkan oleh masyarakat, atau kekurangan yang ada pada diri seseorang, sehingga ia tidak dapat atau sulit menyesuaikan diri dalam masyarakat.

4.      Kesepian
Kesepian berasal dari kata “sepi” artinya sunyi, tidak ada orang, tidak ada apa-apa, kesepian artinya kesunyian, merasa sunyi, merasa tidak didampingi orang, merasa tidak punya apa-apa. Kesepian membuat manusia gelisah, karena menyentuh nilai-nilai kemanusiaan, harkat dan martabat manusia. Kesepian yang dimaksud disini adalah kesepian dalam arti psikologis yang dalam, yang sangat berpengaruh pada jalan hidup manusia.
Kesepian dikatakan berpengaruh pada jalan hidup manusia, karena manusia merasa terancam hak kodratnya sebagai manusia, sehingga ia merasa takut atau khawatir akan kehilangan atau tidak memperoleh sesuatu dalam hidupnya.

B. Faktor Penyebab Kegelisahan
Bukan merupakan sebuah kepastian bahwa akar penyebab kegelisahan selalu bermula dari faktor keluarga atau metode pendidikan yang diterapkan oleh kedua orang tua. Bahkan, terkadang ia muncul dari diri penderita sendiri dan itu merupakan faktor sangat dominan dan berpengaruh dalam semua aspek keberadaan manusia sampai akhir   hayatnya. Faktor penyebab kegelisahan antara lain:
a.    Dari Dalam
Faktor kegelisan dari dalam diri seseorang antara lain:
1.        Cinta Diri

Kecintaan seseorang terhadap dirinya merupakan hal yang wajar, namun sebagian orang telah berlebihan dalam mempertahankan cinta tersebut, sehingga terbebani dengan berbagai macam penderitaan dan rasa sakit. Dalam pembahasan ini, yang dimaksud cinta diri adalah kecintaan melampaui batas, perhatian berlebihan terhadap diri sendiri, dan sangat sensitif terhadap segala hal yang berkaitan dengan itu, sehingga ia tidak mendapati musibah yang lebih parah dari penyakit tersebut. Ya perhatian yang berlebihan terhadap diri akan menyebabkan munculnya keinginan buruk dalam diri seseorang, seperti ingin meraih kecintaan dari semua manusia, mengharapkan kehadiran mereka dengan patuh dan mau melaksanakan perintahnya secara keseluruhan demi memperoleh  kerelaannya.

2.        Lalai dalam Mengingat Allah

Dalam beberapa hadits dan riwayat Shahih disebutkan bahwa was-was dalam keadaan tertentu akan muncul sebagai akibat kelalaian seseorang dalam mengingat Allah, berpaling dari (mencari) hikmah-Nya, dan mengentengkan perintah dan larangan-Nya. Terkadang was-was juga akan muncul dari setan yang telah mengguncangkan  jiwanya. Ya, orang yang hatinya bersih dan yakin kepada Allah tidak akan terkena penyakit ini, kecuali bila menderita cacat atau penyakit tertentu. Dari sudut pandang agama, mengingat Allah ibarat benteng kuat dan baju besi yang melindungi manusia dari berbagai macam bahaya, seperti penyakit kejiwaan. Sebagaimana, kita juga dapat menjadikannya sebagai pijakan dalam proses pengobatannya. Beberapa riwayat menyebutkan bahwa was-was bisa muncul sebagai akibat perbuatan haram dan mungkar, sebaliknya mencari perlindungan Allah dapat mencegah seseorang dari dampak  negatifnya.

3.       Gejolak Hati

Terkadang was-was muncul dalam keadaan tertentu lantaran kegalauan hati yang sangat keras akan hal-hal yang spele dan remeh. Ketika ia tidak mendapatkan sesuatu yang dapat menyibukkan dirinya, ia akan memikirkan problem dan khayalan sia-sia, sehingga sering kali hal itu menyeretnya kedalam kubangan was-was. Karena itu, ketika seorang anak kecil megotori badannya, maka ia akan segera melawan guncangan jiwa lantaran takut akan hukuman ibunya dengan cara mencuci kotoran tersebut berulang kali. Dan, pengulangan itu memberikan kemungkinan bagi muncul dan tertanamnya pemikiran yang bersifat was-was tersebut. Sebagian orang berkeyakinan bahwa pemikiran yang disertai perasaan was-was sebenarnya merupakan sejenis kegelisahan yang timbul dari penyakit kejiwaan yang dapat disembuhkan dengan mudah.

4.        Rasa Takut dan Malu

Mungkin, sifat malu merupakan salah satu diantara faktor penyebab was-was, sebab seorang pemalu adalah orang yang takut berdiam diri dan inilah yang mengharuskan kita membahas tentang sebab-sebabnya pada anak-anak. Karena itu, mereka yang pada masa kecilnya telah mendapatkan pelecehan dan perlakuan keras, pada masa dewasanya tidak akan mampu menghadapi problem yang sangat besar dan menyelesaikannya secara benar. Ini menunjukkan bahwa seorang pemalu akan berusaha dengan berbagai macam cara untuk melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya agar tidak menjadi bahan penilaian dan cemoohan orang lain. Inilah yang mendorongnya melakukan pekerjaan secara berulang agar dapat menyelesaikannya sebaik mungkin, yang pada akhirnya menjerumuskannya kedalam was-was.

5.        Tidak Merasa Aman

Dalam keadaan tertentu, perasaan tidak aman merupakan faktor penyebab terjadinya was-was. Dengan kata lain, sebagian orang akan menderita was-was lantaran dirinya merasakan tidak adanya keamanan. Terkadang, perasaan semacam ini merupakan akibat dari lemahnya kepribadian dan tidak adanya kemampuan dalam mengendalikan diri. Tidak diragukan lagi bahwa benturan kejiwaan yang datang secara tiba-tiba pada diri seseorang akan mendorong munculnya perasaan tidak aman dalam diri , yang kemudian akan menyebabkan tertimpa was-was. Sebagaimana, tekanan jiwa akan menghilangkan perasaan aman dalam pikiran seseorang. Ini juga merupakan penyebab lemahnya kepribadian dan menjadikannya sebagai sasaran empuk bagi penyakit was-was.

6.        Jiwa yang Lemah

Kelemahan jiwa dalam diri seseorang dapat mencapai suatu taraf dimana ia sendiri kehilangan kekuatan untuk mengendalikannya, sehingga kita mendapatinya dengan terpaksa menyerah dihadapan kejadian-kejadian yang dialaminya. Ketika ia menampakkan keinginan agar seluruh pekerjaannya sebanding dengan orang yang lebih utama darinya, maka perasaan ini akan berubah kedalam bentuk perasaan lemah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar