Apa pendapat kamu mengenai tingginya tingkat konsumtif masyarakat indonesia terhadap baranng import ? Apa solusinya ?
solusiya :
menggencarkan program pengenalan produk dalam negeri kepada masyarakat bahwa barang buatan dalam negeri tidak kalah dengan buatan luar negeri.
untuk menekan barang import yang masuk adalah menambah biaya bea cukainya.
Selasa, 26 Januari 2016
Minggu, 10 Januari 2016
Pengaruh Situasi terhadap Perilaku Konsumen
Pemahaman perilaku konsumen adalah tugas penting bagi para
pemasar. Para pemasar mencoba memahami perilaku pembelian konsumen agar mereka
dapat menawarkan kepuasan yang lebih besar kepada konsumen. Beberapa pemasar
masih belum menerapkan konsep pemasaran sehingga mereka tidak berorientasi pada
konsumen dan tidak memandang kepuasan konsumen sebagai tujuan utama.
Sekalipun para pemasar mengetahui faktor yang meningkatkan
kepuasan konsumen, mereka belum tentu dapat memenuhi faktor tersebut. . Tak
diragukan lagi, konsumen tergolong aset paling berharga bagi semua bisnis.
Tanpa dukungan mereka suatu bisnis tidak bisa eksis. Sebaliknya jika bisnis
kita sukses memberikan pelayanan terbaik, konsumen tidak hanya membantu bisnis
kita tumbuh. Lebih dari itu, mereka biasanya akan membuat rekomendasi untuk
teman dan relasinya.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN
Menurut Philip Kotler dan Gary Armstrong (1996) keputusan
pembelian dari pembeli sangat dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, sosial,
pribadi dan psikologi dari pembeli.
* Faktor Budaya
Setiap kebudayaan terdiri dari sub-budaya – sub-budaya yang
lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik
untuk para anggotanya. Sub-budaya dapat dibedakan menjadi empat jenis: kelompok
nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras, area geografis. Banyak
subbudaya membentuk segmen pasar penting dan pemasar sering kali merancang
produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen.
Kelas-kelas sosial adalah masyarakat yang relatif permanen
dan bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara hierarki dan
keanggotaannya mempunyai nilai, minat dan perilaku yang serupa. Kelas sosial
bukan ditentukan oleh satu faktor tunggal, seperti pendapatan, tetapi diukur
dari kombinasi pendapatan, pekerjaan, pendidikan, kekayaan dan variable lain.
Faktor budaya memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada
perilaku konsumen.
Perusahaan harus mengetahui peranan yang dimainkan oleh
budaya, subbudaya dan kelas sosial pembeli. Budaya adalah penyebab paling
mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Budaya merupakan kumpulan
nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan perilaku yang dipelajari oleh
seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya.
* Faktor Sosial
Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial,
seperti kelompok kecil, keluarga serta peranan dan status sosial konsumen.
Perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak kelompok kecil. Kelompok yang
mempunyai pengaruh langsung. Definisi kelompok adalah dua orang atau lebih yang
berinteraksi untuk mencapai sasaran individu atau bersama.
Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama
hidupnya-keluarga, klub, organisasi. Posisi seseorang dalam setiap kelompok
dapat diidentifikasikan dalam peran dan status. Setiap peran membawa status
yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat. Keluarga dapat
pempengaruhi perilaku pembelian. Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen
yang paling penting dalam masyarakat. Keputusan pembelian keluarga, tergantung
pada produk, iklan dan situasi.
* Faktor Pribadi
Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik
pribadi seperti umur dan tahapan daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya
hidup, serta kepribadian dan konsep diri pembeli.
Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup
keluarga. Beberapa penelitian terakhir telah mengidentifikasi tahapan-tahapan
dalam siklus hidup psikologis.
Situasi ekonomi seseorang akan mempengaruhi pemilihan
produk. Situasi ekonomi seseorang terdiri dari pendapatan yang dapat
dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya, dan polanya), tabungan dan hartanya
(termasuk presentase yang mudah dijadikan uang ).
Gaya hidup seseorang adalah pola hidup di dunia yang
diekspresikan oleh kegiatan, minat dan pendapat seseorang. Gaya hidup
menggambarkan “seseorang secara keseluruhan” yang berinteraksi dengan
lingkungan. Gaya hidup juga mencerminkan sesuatu dibalik kelas sosial
seseorang.
Kepribadian adalah karakteristik psikologis yang berada dari
setiap orang yang memandang responnya terhadap lingkungan yang relatif
konsisten. Kepribadian dapat merupakan suatu variabel yang sangat berguna dalam
menganalisa perilaku konsumen. Bila jenis- jenis kepribadian dapat diklasifikasikan
dan memiliki korelasi yang kuat antara jenis-jenis kepribadian tersebut dengan
berbagai pilihan produk atau merek.
* Faktor Psikologis
Pemilihan barang yang dibeli seseorang lebih lanjut
dipengaruhi oleh empat faktor psikologis, yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan
serta kepercayaan.
Motivasi merupakan kebutuhan yang cukup menekan untuk
mengarahkan seseorang mencari cara untuk memuaskan kebutuhan tersebut. Beberapa
kebutuhan bersifat biogenik, kebutuhan ini timbul dari suatu keadaan fisiologis
tertentu, seperti rasa lapar, rasa haus, rasa tidak nyaman. Sedangkan
kebutuhan-kebutuhan lain bersifat psikogenik yaitu kebutuhan yang timbul dari
keadaan fisologis tertentu, seperti kebutuhan untuk diakui, kebutuhan harga
diri atau kebutuhan diterima.
Persepsi didefinisikan sebagai proses dimana seseorang
memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan
suatu gambaran yang berarti dari dunia ini.
Orang dapat memiliki persepsi yang berbeda-beda dari objek
yang sama karena adanya tiga proses persepsi:
• Perhatian yang selektif
• Gangguan yang selektif
• Mengingat kembali yang selektif
Pembelajaran menjelaskan perubahan dalam perilaku seseorang
yang timbul dari pengalaman. Sedang kepercayaan merupakan suatu pemikiran
deskriptif yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.
* Faktor Marketing Strategy
Merupakan variabel dimana pemasar mengendalikan usahanya
dalam memberitahu dan mempengaruhi konsumen. Variabel-variabelnya adalah
(1) Barang,
(2) Harga,
(3) Periklanan dan
(4) Distribusi yang mendorong konsumen dalam proses
pengambilan keputusan.
MACAM – MACAM SITUASI KONSUMEN
Mowen dan Minor (1988) mengemukakan bahwa situasi konsumen
adalah faktor lingkungan sementara yang menyebabkan suatu situasi dimana
perilaku konsumen muncul pada waktu tertentu dan tempat tertentu. Situasi
konsumen terdiri atas tiga faktor:
1. tempat dan waktu dimana
perilaku terjadi
2. penjelasan mengapa perilaku
tersebut terjadi
3. pengaruhnya terhadap
perilaku konsumen
Situasi konsumen berlangsung singkat. Sedangkan faktor lain
seperti kepribadian dan budaya biasanya berlangsung lama. Situasi konsumen
terdiri atas tiga macam, yaitu:
1.Situasi Komunikasi.
Situasi komunikasi adalah suasana atau lingkungan di mana
konsumen memperoleh informasi atau melakukan komunikasi. Komunikasi yang
dilakukan bisa bersifat pribadi atau nonpibadi.
Konsumen mungkin memperoleh informasi melalui komunikasi
lisan dengan teman, kerabat, tenaga penjual, atau waraniaga.
Informasi yang diperoleh melalui komunikasi nonpribadi,
seperti iklan televisi, radio, intenet, bahan elekronik lainnya, iklan media
cetak (Koran, majalah), ikla media luar ruang (poster, spanduk), brosur, dls.
Itu semua merupakan media komunikasi yang nonpribadi yang
sering di akses oleh konsumen secara sengaja maupun tidak sengaja. Informasi
mungkin juga diperoleh langsung dari toko melalui promosi penjualan, pengumuman
di rak, dan depan toko.
Sebagian besar konsumen menghabiskan waktunya untuk menonton
televisi, inilah situasi atau waktu terbaik bagi konsumen. Sebagian besar
konsumen yang bekerja, sudah berada dirumah pukul 17 sambil beristirahat,
mereka menonton televisi. Inilah waktu utama bagi stasiun televisi.
Semua stasiun televisi berlomba-lomba untuk
menayangkan program terbaiknya, karena pada waktu inilah yang paling banyak
pemirsanya. Situasi waktu terbaik ini dimanfaatkan oleh para produsen
untuk berkomunikasi dengan konsumen, dengan cara menayangkan iklan.
2.Situasi Pembelian.
Situasi pembelian adalah lingkungan atau suasana yang
dialami/ dihadapi konsumen ketika membeli produk dan jasa. Situasi pembelian
akan mempengaruhi pembelian.
Misalkan ketika konsumen berada di bandara, ia mungkin akan
bersedia membayar sebotol minuman berapapun harganya ketika haus. Padahal harga
makanan dan minuman di bandara lebih mahal daripada di swalayan. Sebaliknya
ketika ia berbelanja makanan atau minuman di swalayan dan mendapatkan harganya
relatif mahal, ia mungkin akan sangat sensitif terhadap harga. Konsumen
tersebut akan menunda pembelian makanan atau minuman itu dan mencari tempat
lain.
Situasi pembelian yang paling mudah dilihat adalah suasana
aau situasi toko eceran, swalayan, supermarket, atau bentuk eceran lainnya.
Karena sebagian besar produk-produk konsumen biasanya dibeli dai toko eceran
tersebut. Situasi pembelian dalam toko eceran akan memiliki karakteristik
situasi konsumen, yaitu:
I.lingkungan fisik.
Lingkungan fisik toko eceran bisa berbentuk (a) lingkungan
informasi (b) lingkungan toko. Lingkungan informasi dari sebuah toko
menggambarkan semua data atau informasi produk yang tersedia bagi konsumen.
Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh pengelola toko,
yaitu: ketersediaan informasi, format informasi, bentuk informasi, lingkungan
toko, lokasi toko, layout toko, musik, warna, produk yang tersedia, dan
kesesakan.
II.Lingkungan sosial toko.
Ini adalah interaksi konsumen dengan konsumen lainnya dan
interaksi konsumen dengan pramuniaga atau tenaga pejualan. Konsumen yang datang
ke toko seringkali tidak sendiri, mereka datang bersama suami atau istri,
bahkan dengan anak-anaknya, atau kerabatnya.
Situasi ini memberikan lingkungan toko yang menjadi
multifungsi, bukan hanya tempat menjual juga sebagai tempat rekreasi keluarga.
Perilaku konsumen dengan anak-anaknya akan berbeda satu sama
lain. Sebagian anak-anak mungkin berlari-lari dan mengganggu kenyamanan
konsumen lain.
Para petugas harus memperhatikan hal ini dengan berkomunikasi
secara persuasive agar anak-anak tidak mengganggu konsumen lain, dengan tanpa
melarangnya secara kasar.
III.Waktu.
Waktu adalah faktor penting lainnya yang mempengaruhi
pembelian di toko. Waktu mempengaruhi produk yang dibeli konsumen. Sebagian
besar konsumen yang beragama islam membeli sarung baru pada hari lebaran,
sehingga penjualan sarung meningkat menjelang lebaran.
Pemilik toko harus menyadari bahwa permintaan produk sangat
sensitif terhadap waktu. Waktu bisa dianggap sebuah produk dikembangkan
untuk menghemat waktu konsumen, sehingga penghematan waktu sering
dikomunikasikan sebagai atribut penting dari produk tersebut, contoh mesin
cuci, rice cooker, handphone, restoran fast food dls.
3.Situasi Pemakaian.
Situasi pemakaian disebut juga situasi pengguanaan produk
dan jasa, yaitu situasi atau suasana ketika konsumsi terjadi. Konsumen
seringkali memilih suatu produk karena perimbangan dari situasi konsumsi.
Para produsen sering menggunakan konsep situasi pemakaian
dalam memasarkan produk-produknya. Produk sering diposisikan sebagai produk
untuk digunakan pada situasi pemakaian tertentu.
Produk-produk pakaian dan alas kaki misalnya dibedakan
kedalam beberapa macam situasi pemakaian yaitu pakaian resmi untuk ke pesta,
pakaian olahraga, pakaian untuk kerja, pakaian untuk santai dll.
Referensi :
http://rizkariyanty.blogspot.com/2014/01/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
Sabtu, 09 Januari 2016
Pengaruh Keluarga Terhadap Keputusan Pembelian
Keluarga mempunyai peran terbesar
dalam mempengaruhi individu dalam pembelian suatu produk karena
keluarga pula yang mempunyai peran paling banyak dalam interaksi seorang
individu. Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting
dalam masyarakat, dan telah menjadi penelitian yang luas.Keluarga yang terdiri
dari ayah, ibu dan anak-anak kerap menjadi unit pengambilan keputusan yang
utama. Anggota keluarga merupakan kelompok acuan primer yang paling
berpengaruh. Keluarga yang terdiri atas ayah,ibu dan saudara kandung
mendapatkan orientasi atas agama, politik dan ekonomi serta ambisi pribadi,
harga diri dan cinta. Bahkan, jika pembeli tidak lagi berinteraksi secara
mendalam dengan keluarganya, pengaruh keluarga terhadap perilaku pembeli tetap
signifikan. Pengaruh yang lebih langsung terhadap perilaku pembelian
sehari-hari adalah keluarga prokreasi, yaitu pasangan dan anak-anak. (Rangkuti,
2002 :100).
Penentu
keputusan pembelian pada suatu keluarga
Keluarga
memiliki pendapatan rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan rumah
tangga karena jumlah yang lebih banyak dari individu yang bekerja di dalam
keluarga. Untuk keluarga maupun rumah tangga, keempat variabel structural yang
paling memberi dampak pada keputusan pembelian dan yang demikian paling menarik
bagi pemasar adalah usia kepala rumah tangga atau keluarga, status perkawinan,
kehadiran anak, dan status pekerjaan.
Keluarga
sama dengan perusahaan, jadi keluarga adalah organisasi yang terbentuk untuk
mencapai fungsi tertentu yanmg lebih efektif dibandingkan individu yang hidup
sendiri. Fungsi yang paling jelas bahwa dua orang dapat mencapai lebih baik
daripada satu orang adalah mempunyai anak. Walaupun analisis konsumen mungkin
tidak mempunyai opini mengenai apakah keluarga harus mempunyai anak atau tidak.
Konsekuensi ekonomi dengan hadirnya anak menciptakan struktur permintaan akan
pakaian, makanan, perabot rumah, perawatan kesehatan, pendidikan dan produk
lain. Anak di dalam keluarga dapat menyebabkan menurunnya permintaan akan
produk lain, seperti perjalanan, restoran, pakaian orang dewasa, dan banyak
barang yang bebas pilih.
Sources
:
Selasa, 05 Januari 2016
tuntutan buruh tamatan SMA, minta UMR 4 juta realistis atau tidak ?
buruh tamatan SMA minta UMR 4 juta realistis atau tidak ? tamatan SMA minta UMR 4 juta itu tidak realistis, kalau yang SMA saja minta 4 juta lalu yang tamatan S1 dan seterusnya minta UMR berapa ?
kalau tuntutannya dipenuhi bisa-bisa semua perusahan di seluruh Indonesia bisa gulung tikar.
jadi menurut saya tamatan SMA minta UMR 4 juta itu tidak realistis.
kalau tuntutannya dipenuhi bisa-bisa semua perusahan di seluruh Indonesia bisa gulung tikar.
jadi menurut saya tamatan SMA minta UMR 4 juta itu tidak realistis.
Minggu, 03 Januari 2016
PENGARUH KELAS SOSIAL DAN STATUS TERHADAP PEMBELIAN KONSUMEN
Definisi
Kelas Sosial
Kelas
sosial adalah pembagian kelas dalam masyarakat berdasarkan kriteria
tertentu, baik menurut agama, pendidikan, status ekonomi, keturunan dan
lain-lain. Menurut Pitrim A. Sorokin yang dimaksud dengan kelas sosial
adalah “Pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara
bertingkat (hierarchis). Dimana perwujudannya adalah lapisan-lapisan atau
kelas-kelas tinggi, sedang, ataupun kelas-kelas yang rendah ”. Menurut
Jeffries mendefinisikan kelas sosial merupakan “social and economic groups
constituted by a coalesence of economic, occupational, and educational bonds”.
Artinya adalah bahwa konsep kelas melibatkan perpaduan antara ikatan-ikatan,
diantaranya adalah ekonomi, pekerjaan dan pendidikan yang saling berkaitan.
Jeffries mengemukakan bahwa ekonomi bukanlah satu-satunya dasar yang dijadikan
pedoman untuk mengklasifikasikan adanya kelas sosial, akan tetapi ketiga
dimensi diatas mempunyai keterikatan yang erat. Contohnya adalah orang yang
mempunyai ekonomi yang bagus (kaya) belum tentu mempunyai pendidikan yang bagus
(sarjana). Menurut Jeffries pendidikan dan pekerjaan juga merupakan aspek
penting dari kelas, karena pendidikan sering menjadi prasyarat untuk seseorang
mendapatkan pekerjaan yang layak.
Istilah
kelas memang tidak selalu memiliki arti yang sama, walaupun pada hakekatnya
mewujudkan sistem kedudukan yang pokok dalam masyarakat. Pengertian kelas
sejalan dengan pengertian lapisan tanpa harus membedakan dasar pelapisan
masyarakat tersebut. Kelas Sosial atau Golongan sosial mempunyai arti yang
relatif lebih banyak dipakai untuk menunjukkan lapisan sosial yang didasarkan
atas kriteria ekonomi.Jadi, definisi Kelas Sosial atau Golongan Sosial adalah
sekelompok manusia yang menempati lapisan sosial berdasarkan kriteria ekonomi.
Status
Sosial
Kelas sosial timbul karena adanya perbedaan dalam penghormatan dan
status sosialnya. Misalnya, seorang anggota masyarakat dipandang terhormat
karena memiliki status sosial yang tinggi, dan seorang anggota masyarakat
dipandang rendah karena memiliki status sosial yang rendah.
P.J.
Bouman, menggunakan istilah tingkatan atau dalam bahasa Belanda
disebut stand, yaitu golongan manusia yang ditandai dengan suatu cara hidup
dalam kesadaran akan beberapa hak istemewa tertentu dan menuntut gengsi
kemasyarakatan. Strata social/kelas sosial adalah suatu strata (lapisan)
orang-orang yang berkedudukan sama dalam kontinum (rangkaian kesatuan) status
sosial.
Kedudukan
seseorang dalam kelas sosial tertentu akan nampak dari bagaimana ia
diperlakukan dan penghormatan yang diberikan orang lain terhadap dirinya.
Kedudukan sosial seorang pimpinan perguruan tinggi Berdasarkan status secara
politik, kelas sosial didasarkan pada wewenang dan kekuasaan. Seseorang yang
mempunyai wewenang atau kuasa umumnya berada dilapisan tinggi, sedangkan yang
tidak punya wewenang berada dilapisan bawah. Kelompok kelas sosial atas antara
lain :
– pejabat eksekutif,
tingkat pusat maupun desa.
– pejabat legislatif, dan
– pejabat yudikatif.
Pembagian kelas-kelas
sosial dapat kita lihat dengan jelas pada hirarki militer.
1. Kelas
Sosial Atas (perwira), yaitu dari pangkat Kapten hingga Jendral
2. Kelas
sosial menengah (Bintara), yaitu dari pangkat Sersan dua hingga Sersan mayor
3. Kelas
sosial bawah (Tamtama), yaitu dari pangkat Prajurit hingga Kopral kepala
Pengertian Status Sosial Setiap individu dalam masyarakat memiliki status
sosialnya masing-masing.
Contoh :
Pada
masyarakat Bali, masyarakatnya dibagi dalam empat kasta, yakni Brahmana,
Satria, Waisya dan Sudra. Ketiga kasta pertama disebut Triwangsa. Kasta keempat
disebut Jaba. Sebagai tanda pengenalannya dapat kita temukan dari gelar
seseorang. Gelar Ida Bagus dipakai oleh kasta Brahmana, gelar cokorda, Dewa, Ngakan
dipakai oleh kasta Satria. Gelar Bagus, I Gusti dan Gusti dipakai oleh kasta
Waisya, sedangkan gelar Pande, Khon, Pasek dipakai oleh kasta Sudra.
Atau
dalam kehidupan bermasyarakat ada perbedaan perlakuan antara orang yang
terkenal kaya raya dengan orang yang biasa-biasa saja dalam hal finansial.
Biasanya orang yang terkenal kaya raya akan diperlakukan lebih hormat
dibandingkan dengan orang yang biasa-biasa saja dalam hal finansialnya.
Cara-cara memperoleh status
atau kedudukan adalah sebagai berikut :
1. Ascribed
Status, yaitu adalah keuddukan yang diperoleh secara otomatis tanpa usaha.
Status ini sudah diperoleh sejak lahir. Contoh: Jenis kelamin, gelar
kebangsawanan, keturunan, dsb.
2. Achieved
Status, yaitu adalah kedudukan yang diperoleh seseorang dengan disengaja.
Contoh: kedudukan yang diperoleh melalui pendidikan guru, dokter, insinyur,
gubernur, camat, ketua OSIS dsb.
3. Assigned
Status, yaitu merupakan kombinasi dari perolehan status secara otomatis dan
status melalui usaha.
Perilaku
konsumen sangatlah komplek dan dipengaruhi oleh dua faktor, yakni dakator
lingkungan atau eksternal dan pribadi atau internal. Perkembangan jaringan atau
perusahaan di pengaruhi oleh pemahaman perusahaan tentang perilaku konsumen.
Semakin perusahaan memahami perilaku konsumen semakin tepat strategi yang
digunakan untuk menarik konsumen.
Pengaruh
Kelas Sosial dan Status Terhadap Pembelian dan Konsumsi
Aspek
hierarkis kelas sosial penting bagi para pemasar. Para konsumen membeli
berbagai produk tertentu karena produk-produk ini disukai oleh anggota kelas
sosial mereka sendiri maupun kelas yang lebih tinggi, dan para konsumen mungkin
menghindari berbagai produk lain karena mereka merasa produk-produk tersebut
adalah produk-produk “kelas yang lebih rendah”.
Pendekatan
yang sistematis untuk mengukur kelas sosial tercakup dalam berbagai kategori
yang luas, seperti ukuran subjektif, ukuran reputasi, dan ukuran objektif dari
kelas sosial. Peneliti konsumen telah menemukan bukti bahwa di setiap kelas
sosial, ada faktor-faktor gaya hidup tertentu (kepercayaan, sikap, kegiatan,
dan perilaku bersama) yang cenderung membedakan anggota setiap kelas dari
anggota kelas sosial lainnya.
Para
individu dapat berpindah ke atas maupun ke bawah dalam kedudukan kelas sosial
dari kedudukan kelas yang disandang oleh orang tua mereka. Yang paling umum
dipikirkan oleh orang-orang adalah gerakan naik karena tersedianya pendidikan
bebas dan berbagai peluang untuk mengembangkan dan memajukan diri.
Dengan
mengenal bahwa para individu sering menginginkan gaya hidup dan barang-barang
yang dinikmati para anggota kelas sosial yang lebih tinggi maka para pemasar
sering memasukkan simbol-simbol keanggotaan kelas yang lebih tinggi, baik
sebagai produk maupun sebagai hiasan dalam iklan yang ditargetkan pada kalangan
kelas sosial yang lebih rendah.
Kelas sosial merupakan bentuk segmentasi yang hierarkis dan alamiah, dikarenakan aspek hierarkis kelas sosial begitu penting bagi pemasar dan produsen untuk menentukan konsumen mana yang akan dituju dari produk yang telah diciptakan, apakah itu untuk status yang lebih tinggi atau status yang lebih rendah. Memang disini begitu terlihat begitu ada ketidakadilan dan jarak terhadap konsumen, namun itu semua merupakan segmentasi yang alamiah karena semua sudah terjadi dan tercipta dengan sendirinya.
Kelas sosial merupakan bentuk segmentasi yang hierarkis dan alamiah, dikarenakan aspek hierarkis kelas sosial begitu penting bagi pemasar dan produsen untuk menentukan konsumen mana yang akan dituju dari produk yang telah diciptakan, apakah itu untuk status yang lebih tinggi atau status yang lebih rendah. Memang disini begitu terlihat begitu ada ketidakadilan dan jarak terhadap konsumen, namun itu semua merupakan segmentasi yang alamiah karena semua sudah terjadi dan tercipta dengan sendirinya.
Adapun
yang merupakan ukuran kelas sosial dari konsumen yang dapat diterima secara
luas dan mungkin merupakan ukuran kelas sosial terbaik terlihat dari pekerjaan,
pendidikan dan penghasilan Mesir Kuno. Gaya hidup dari lapisan atas akan
berbeda dengan gaya hidup lapisan menengah dan bawah. Demikian juga halnya
dengan perilaku masing-masing anggotanya dapat dibedakan sehingga kita
mengetahui dari kalangan kelas sosial mana seseorang berasal. Eksklusifitas
yang ada sering membatasi pergaulan diantara kelas sosial tertentu, mereka
enggan bergaul dengan kelas sosial dibawahnya atau membatasi diri hanya bergaul
dengan kelas yang sama dengan kelas mereka.
Pola
perilaku kelas social atas dianggap lebih berbudaya dibandingkan dengan kelas
social di bawahnya. Sebaliknya kelas sosial bawah akan memandang mereka sebagai
orang boros dan konsumtif dan menganggap apa yang mereka lakukan kurang
manusiawi dan tidak memiliki kesadaran dan solidaritas terhadap mereka yang
menderita. Pemujaan terhadap kelas sosialnya masing-masing adalah wujud dari
etnosentrisme.
Peranan
dan Status
Sepanjang kehidupan, seseorang akan terlibat dalam beberapa
kelompok baik secara langsung maupun tidak langsung, misalnya : keluarga,
klub dan organisasi. Kedudukan seseorang dalam setiap kelompok dapat diartikan
sebagai Peranan dan Status.
a. Faktor Pribadi
Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh ciri-ciri
kepribadiannya, termasuk usia dan daur hidupnya, pekerjaannya, kondisi ekonomi,
gaya hidup, kepribadian dan konsep diri.
b. Faktor Psikologis
Pilihan seseorang membeli juga dipengaruhi oleh 4 faktor
psikologis utama, yaitu motivasi, persepsi belajar, kepercayaan dan sikap.
Motivasi seperti yang diterangkan oleh teori Robert Maslow “Dimulai dengan kebutuhan-kebutuhan fisiologis (lapar, haus),
disusul kebutuhan-kebutuhan keselamatan (perasaan aman, perlindungan), kemudian
kebutuhan-kebutuhan sosial (perasaan menjadi anggota lingkungan dan dicintai),
selanjutnya kebutuhan-kebutuhan untuk dihargai (harga diri, pengakuan, status)
dan mengkerucut ke kebutuhan-kebutuhan pernyataan diri (pengembangan dan
perwujudan diri)”.
Pendekatan yang sistematis
untuk mengukur kelas sosial mencakup dalam berbagai kategori berikut :
1. Ukuran
Subyektif
Dalam pendekatan subyektif untuk mengukur kelas sosial, para
individu diminta untuk menaksir kedudukan kelas sosial mereka masing-masing.
Klasifikasi keanggotaan kelas sosial yang dihasilkan didasarkan pada persepsi
partisipan terhadap dirinya.
2. Ukuran
Reputasi
Pendekatan reputasi untuk mengukur kelas sosial memerlukan
informan mengenai masyarakat yang dipilih untuk membuat pertimbangan awal
mengenai keanggotaan kelas sosial orang lain dalam masyarakat.
3. Ukuran
Obyektif
Berbeda dari metode subjektif dan reputasi, yang mengharuskan
orang memimpikan kedudukan kelas mereka sendiri atau kedudukan para anggotanya.
Sources :
Langganan:
Postingan (Atom)