Minggu, 10 Januari 2016

Pengaruh Situasi terhadap Perilaku Konsumen

Pemahaman perilaku konsumen adalah tugas penting bagi para pemasar. Para pemasar mencoba memahami perilaku pembelian konsumen agar mereka dapat menawarkan kepuasan yang lebih besar kepada konsumen. Beberapa pemasar masih belum menerapkan konsep pemasaran sehingga mereka tidak berorientasi pada konsumen dan tidak memandang kepuasan konsumen sebagai tujuan utama.

Sekalipun para pemasar mengetahui faktor yang meningkatkan kepuasan konsumen, mereka belum tentu dapat memenuhi faktor tersebut. . Tak diragukan lagi, konsumen tergolong aset paling berharga bagi semua bisnis. Tanpa dukungan mereka suatu bisnis tidak bisa eksis. Sebaliknya jika bisnis kita sukses memberikan pelayanan terbaik, konsumen tidak hanya membantu bisnis kita tumbuh. Lebih dari itu, mereka biasanya akan membuat rekomendasi untuk teman dan relasinya.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN
Menurut Philip Kotler dan Gary Armstrong (1996) keputusan pembelian dari pembeli sangat dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologi dari pembeli.

* Faktor Budaya

Setiap kebudayaan terdiri dari sub-budaya – sub-budaya yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya. Sub-budaya dapat dibedakan menjadi empat jenis: kelompok nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras, area geografis. Banyak subbudaya membentuk segmen pasar penting dan pemasar sering kali merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen.

Kelas-kelas sosial adalah masyarakat yang relatif permanen dan bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara hierarki dan keanggotaannya mempunyai nilai, minat dan perilaku yang serupa. Kelas sosial bukan ditentukan oleh satu faktor tunggal, seperti pendapatan, tetapi diukur dari kombinasi pendapatan, pekerjaan, pendidikan, kekayaan dan variable lain.

Faktor budaya memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada perilaku konsumen.
Perusahaan harus mengetahui peranan yang dimainkan oleh budaya, subbudaya dan kelas sosial pembeli. Budaya adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Budaya merupakan kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan perilaku yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya.

* Faktor Sosial
Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial, seperti kelompok kecil, keluarga serta peranan dan status sosial konsumen. Perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak kelompok kecil. Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung. Definisi kelompok adalah dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran individu atau bersama.
Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya-keluarga, klub, organisasi. Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat diidentifikasikan dalam peran dan status. Setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat. Keluarga dapat pempengaruhi perilaku pembelian. Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat. Keputusan pembelian keluarga, tergantung pada produk, iklan dan situasi.

* Faktor Pribadi
Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahapan daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri pembeli.

Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga. Beberapa penelitian terakhir telah mengidentifikasi tahapan-tahapan dalam siklus hidup psikologis.
Situasi ekonomi seseorang akan mempengaruhi pemilihan produk. Situasi ekonomi seseorang terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya, dan polanya), tabungan dan hartanya (termasuk presentase yang mudah dijadikan uang ).
Gaya hidup seseorang adalah pola hidup di dunia yang diekspresikan oleh kegiatan, minat dan pendapat seseorang. Gaya hidup menggambarkan “seseorang secara keseluruhan” yang berinteraksi dengan lingkungan. Gaya hidup juga mencerminkan sesuatu dibalik kelas sosial seseorang.

Kepribadian adalah karakteristik psikologis yang berada dari setiap orang yang memandang responnya terhadap lingkungan yang relatif konsisten. Kepribadian dapat merupakan suatu variabel yang sangat berguna dalam menganalisa perilaku konsumen. Bila jenis- jenis kepribadian dapat diklasifikasikan dan memiliki korelasi yang kuat antara jenis-jenis kepribadian tersebut dengan berbagai pilihan produk atau merek.

* Faktor Psikologis
Pemilihan barang yang dibeli seseorang lebih lanjut dipengaruhi oleh empat faktor psikologis, yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan serta kepercayaan.
Motivasi merupakan kebutuhan yang cukup menekan untuk mengarahkan seseorang mencari cara untuk memuaskan kebutuhan tersebut. Beberapa kebutuhan bersifat biogenik, kebutuhan ini timbul dari suatu keadaan fisiologis tertentu, seperti rasa lapar, rasa haus, rasa tidak nyaman. Sedangkan kebutuhan-kebutuhan lain bersifat psikogenik yaitu kebutuhan yang timbul dari keadaan fisologis tertentu, seperti kebutuhan untuk diakui, kebutuhan harga diri atau kebutuhan diterima.

Persepsi didefinisikan sebagai proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini.

Orang dapat memiliki persepsi yang berbeda-beda dari objek yang sama karena adanya tiga proses persepsi:
• Perhatian yang selektif
• Gangguan yang selektif
• Mengingat kembali yang selektif

Pembelajaran menjelaskan perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman. Sedang kepercayaan merupakan suatu pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.

* Faktor Marketing Strategy

Merupakan variabel dimana pemasar mengendalikan usahanya dalam memberitahu dan mempengaruhi konsumen. Variabel-variabelnya adalah
 (1) Barang,
 (2) Harga,
 (3) Periklanan dan
 (4) Distribusi yang mendorong konsumen dalam proses pengambilan keputusan.

MACAM – MACAM SITUASI KONSUMEN
Mowen dan Minor (1988) mengemukakan bahwa situasi konsumen adalah faktor lingkungan sementara yang menyebabkan suatu situasi dimana perilaku konsumen muncul pada waktu tertentu dan tempat tertentu. Situasi konsumen terdiri atas tiga faktor:

1.      tempat dan waktu dimana perilaku terjadi
2.      penjelasan mengapa perilaku tersebut terjadi
3.      pengaruhnya terhadap perilaku konsumen

Situasi konsumen berlangsung singkat. Sedangkan faktor lain seperti kepribadian dan budaya biasanya berlangsung lama. Situasi konsumen terdiri atas tiga macam, yaitu:

1.Situasi Komunikasi.
Situasi komunikasi adalah suasana atau lingkungan di mana konsumen memperoleh informasi atau melakukan komunikasi. Komunikasi yang dilakukan bisa bersifat pribadi atau nonpibadi.

Konsumen mungkin memperoleh informasi melalui komunikasi lisan dengan teman, kerabat, tenaga penjual, atau waraniaga.
Informasi yang diperoleh melalui komunikasi nonpribadi, seperti iklan televisi, radio, intenet, bahan elekronik lainnya, iklan media cetak (Koran, majalah), ikla media luar ruang (poster, spanduk), brosur, dls.
Itu semua merupakan media komunikasi yang nonpribadi yang sering di akses oleh konsumen secara sengaja maupun tidak sengaja. Informasi mungkin juga diperoleh langsung dari toko melalui promosi penjualan, pengumuman di rak, dan depan toko.

Sebagian besar konsumen menghabiskan waktunya untuk menonton televisi, inilah situasi atau waktu terbaik bagi konsumen. Sebagian besar konsumen yang bekerja, sudah berada dirumah pukul 17 sambil beristirahat, mereka menonton televisi. Inilah waktu utama bagi stasiun televisi.
Semua stasiun televisi  berlomba-lomba untuk menayangkan program terbaiknya, karena pada waktu inilah yang paling banyak pemirsanya. Situasi  waktu terbaik ini dimanfaatkan oleh para produsen untuk berkomunikasi dengan konsumen, dengan cara menayangkan iklan.

2.Situasi Pembelian.
Situasi pembelian adalah lingkungan atau suasana yang dialami/ dihadapi konsumen ketika membeli produk dan jasa. Situasi pembelian akan mempengaruhi pembelian.


Misalkan ketika konsumen berada di bandara, ia mungkin akan bersedia membayar sebotol minuman berapapun harganya ketika haus. Padahal harga makanan dan minuman di bandara lebih mahal daripada di swalayan. Sebaliknya ketika ia berbelanja makanan atau minuman di swalayan dan mendapatkan harganya relatif mahal, ia mungkin akan sangat sensitif  terhadap harga. Konsumen tersebut akan menunda pembelian makanan atau minuman itu dan mencari tempat lain.

Situasi pembelian yang paling mudah dilihat adalah suasana aau situasi toko eceran, swalayan, supermarket, atau bentuk eceran lainnya. Karena sebagian besar produk-produk konsumen biasanya dibeli dai toko eceran tersebut. Situasi pembelian dalam toko eceran akan memiliki karakteristik situasi konsumen, yaitu:

I.lingkungan fisik.

Lingkungan fisik toko eceran bisa berbentuk (a) lingkungan informasi (b) lingkungan toko. Lingkungan informasi dari sebuah toko menggambarkan semua data atau informasi produk yang tersedia bagi konsumen.
Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh pengelola toko, yaitu: ketersediaan informasi, format informasi, bentuk informasi, lingkungan toko, lokasi toko, layout toko, musik, warna, produk yang tersedia, dan kesesakan.

II.Lingkungan sosial toko.

Ini adalah interaksi konsumen dengan konsumen lainnya dan interaksi konsumen dengan pramuniaga atau tenaga pejualan. Konsumen yang datang ke toko seringkali tidak sendiri, mereka datang  bersama suami atau istri, bahkan dengan anak-anaknya, atau kerabatnya.
Situasi ini memberikan lingkungan toko yang menjadi multifungsi, bukan hanya tempat menjual juga sebagai tempat rekreasi keluarga.

Perilaku konsumen dengan anak-anaknya akan berbeda satu sama lain. Sebagian anak-anak mungkin berlari-lari dan mengganggu kenyamanan konsumen lain.
Para petugas harus memperhatikan hal ini dengan berkomunikasi secara persuasive agar anak-anak tidak mengganggu konsumen lain, dengan tanpa melarangnya secara kasar.

III.Waktu.

Waktu adalah faktor penting lainnya yang mempengaruhi pembelian di toko. Waktu mempengaruhi produk yang dibeli konsumen. Sebagian besar konsumen yang beragama islam membeli sarung baru pada hari lebaran, sehingga penjualan sarung meningkat menjelang lebaran.
Pemilik toko harus menyadari bahwa permintaan produk sangat sensitif  terhadap waktu. Waktu bisa dianggap sebuah produk dikembangkan untuk menghemat waktu konsumen, sehingga penghematan waktu sering dikomunikasikan sebagai atribut penting dari produk tersebut, contoh mesin cuci, rice cooker, handphone, restoran fast food dls.

3.Situasi Pemakaian.

Situasi pemakaian disebut juga situasi pengguanaan produk dan jasa, yaitu situasi atau suasana ketika konsumsi terjadi. Konsumen seringkali memilih suatu produk karena perimbangan dari situasi konsumsi.

Para produsen sering menggunakan konsep situasi pemakaian dalam memasarkan produk-produknya. Produk sering diposisikan sebagai produk untuk digunakan pada situasi pemakaian tertentu.

Produk-produk pakaian dan alas kaki misalnya dibedakan kedalam beberapa macam situasi pemakaian yaitu pakaian resmi untuk ke pesta, pakaian olahraga, pakaian untuk kerja, pakaian untuk santai dll.

Referensi :
http://rizkariyanty.blogspot.com/2014/01/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar