Sampai Jumat
(4/9), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mencatat ada 156 titik panas
sumber kabut asap di Sumatera dan Kalimantan. Dari 156 titik tersebut, 95 titik
di Sumatera dan 61 titik di Kalimantan.
Kabut asap pekat
terutama menyelimuti wilayah Sumatera Selatan, Jambi, Riau, Kalimantan Barat,
Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan. Kabut asap juga menyebar ke sejumlah
daerah di sekitar enam provinsi tersebut. Di Sumatera, kabut asap menyelimuti
80 persen wilayahnya. Paling tidak sebanyak 25,6 juta jiwa terpapar asap, yaitu
22,6 juta jiwa di Sumatera dan 3 juta jiwa di Kalimantan.
Dalam rapat
terbatas tentang kabut asap di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat, Presiden Joko
Widodo memerintahkan semua pihak terkait menanggulangi kabut asap tersebut.
Penanganan kabut asap secara nasional di bawah koordinasi Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Rapat terbatas
yang dipimpin Presiden Joko Widodo itu dihadiri Panglima TNI Jenderal Gatot
Nurmantyo, Kepala Polri Jenderal (Pol) Badrodin Haiti, Menteri Dalam Negeri
Tjahjo Kumolo, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul
Maarif, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said, serta Sekretaris
Jenderal Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bambang
Hendroyono.
"Presiden
meminta kepala daerah agar tidak ragu-ragu menyatakan darurat asap. Bencana ini
bukan bencana kebakaran hutan, tetapi bencana darurat asap," kata Kepala
BNPB Syamsul Maarif di Kantor Presiden.
Jelang Final Piala Presiden kondisi Ibu Kota Jakarta
memanas. Polda Metro Jaya menetapkan status pengamanan siaga satu untuk
pengamanan pertandingan final sepak bola Piala Presiden di Stadion Utama Gelora
Bung Karno hari ini 18/10/2015. Status ini sudah diberlakukan sejak Jumat
Malam, 16 Oktober 2015. (Baca detk.com : Polisi Tetapkan Siaha 1 di
Jakarta Jelang Final Piala Presiden ).
Polda Metro Jaya sendiri menurunkan 9.000 personel
untuk mengamankan pertandingan final Piala Presiden. Selain itu, polisi juga
memberlakukan Siaga 1 untuk pertandingan final ini. (Baca kompas.com : Polisi Perketat
Pengamanan Jalan Tol saat Final Piala Presiden di Jakarta ) Beberapa kejadian
provokasi mulai bermunculan. Sabtu, 17/10/2015 Sebuah mobil Jeep tak luput dari
sasaran sekelompok massa beringas yang meresahkan dini hari tadi. Jeep bernomor
polisi dari kawasan Bandung Jawa Barat ini 'babak belur' kena timpuk batu.
(Baca detik.com Ini Penampakan Jeep yang Rusak Akibat Sweeping di Senayan Dini
Hari ).
Di hari yang sama puluhan pemuda berkumpul di
pinggir ruas Tol Jagorawi yang mengarah ke Jakarta. Mereka melempari kendaraan
yang melintas. Menurut petugas PJR Tol Jagorawi Aiptu Tawar Mereka melempari
mobil pelat D (Bandung). (Baca detik.com: Puluhan Pemuda Kembali Lempari Mobil
Kali Ini di Tol Jagorawi ) Di tempat jauh disana, di Sumatera dan Kalimantan,
sebagian warganya masih dalam kondisi memprihatinkan. Banyak wilayah yang
diselimuti kabut asap. Warga berteriak di media sosial menyuarakan kondisi
mereka yang seolah kurang diperhatikan. Warga cemburu terhadap penanganan
pemerintah yang begitu sigap dengan pertandingan sepak bola, namun seolah tutup
mata dengan kondisi kabut asap. Mereka menyindir status siaga satu supporter
bola dengan beragam tanggapan.
Berikut suara
warga beberapa wilayah menyuarakan sikap mereka menyikapi siaga satu
pertandingan sepak bola dari tagar #MelawanAsap:
Ntah kapan udara kalimantan bisa bersih tanpa asap. Ntah kapan kami bisa
keluar tnpa masker. Dan ntah kapan kami bisa menghirup udara segar (dari TL
@ekka_supriyadi warga Kalteng 17/10/2015)
Bagus Lim @smokeygg_ (18/10/2015) JKT "Siaga
Satu" cuma karna Bola(?) #Alay Apa kabar RIAU #MelawanAsap? daripada
Perang Saudara mending bantu yang Bencana Asap, Coeg!!!
regga rahmad igarta @kisfendie (18/10/2015) Apa kalau asap nyampe
jakarta dulu, baru bisa jadi siaga satu juga? #MelawanAsap
Farhan
Imaddudin @farhanbing (18/10/2015) Cuma gara gara bola,
jakarta siaga satu. Terus di sumatera-kalimantan siaga berapa??? #MelawanAsap
#sepakbolaindonesia #NegaraLagiNgelawak
Jafar Shadiq @JShadiq99 (18/10/2015) Persib vs Sriwijaya,
jakarta siaga 1, Sumatera n Kalimantan darurat asap siaga brpa ya? #melawanasap
#savekalimantansumatera Nasrullah @Naszubeiry (18/10/2015) Negara
nurunin 7.000 personel untuk #melawanasap & 10.000 personil untuk final
#sepakbola. Artinya?
Muhammad Aldy @Aldy_Almahfudzi (18/10/2015) Apalagi bantu
#MelawanAsap :) "@iwanfals: ya, apapun hasilnya lebih hebat lagi klo
bobotoh & wong kito habis tanding lsg bersih2 sampahnya"
Memang penetapan siaga satu status keamanan suatu
wilayah dengan status bencana tidaklah sama. Ini bukan analogi aple to aple.
Tapi empati terhadap warga yang berada di wilayah kabut asap tidak boleh hilang
akibat isu kerusuhan sepak bola. Masih banyak wilayah di Indonesia yang kabut
asapnya tidak bisa ditangani. Warga khususnya yang berada di wilayah yang
dilanda kabut asap wajar untuk cemburu karena mereka berharap hal yang sama
dengan apa yang dilakukan oleh pemerintah terhdap ibu kota.
Lihatlah beberapa kicauan warga di tagar #MelawanAsap
dimana sebagian besar masih mengeluhkan kesulitan bernafas dan jarak pandang
yang sangat minim karena kabut asap masih tebal. Banyak warga di Sumatera
dan Kalimantan merindukan langit biru, udara segar, keluar tanpa masker dan hidup
normal kembali. Sementara di Jakarta, sebagian malah tegang hanya karena
perbedaan klub yang didukunganya, sampai merusak miliki orang lain dan
mengancam saudaranya.
Alangkah eloknya, dalam pertandingan Final Piala
Presiden nanti malam, para supporter, pemain dan penyelenggara termasuk
Presiden Jokowi melakukan aksi simpatik minimal berdoa untuk saudara-suadara
kita di Kalimantan dan Sumatera yang sedang berjuang dalam pekatnya kabut asap
kebakaran lahan dan hutan. Momen bersejarah sepak bola ini akan berakhir manis
siapapun yang menang dan warga di Sumatera dan Kalimantan tidak lagi cemburu,
bila empati dan kepedulian akan bencana kabut asap bisa dilakukan di ajang
sepak bola nasional ini.
Mari galang doa, donasi dan dukungan untuk korban bencana kabut asap di Sumatra dan Kalimantan
Sumber :