Modifikasi
perilaku menunjukkan kepada teknik mengubah perilaku, seperti mengubah perilaku
dan reaksi seseorang terhadap suatu stimulus melalui penguatan perilaku adaptif
dan /atau penghilangan perilaku maladaptive melalui hukuman. Istilah ini
pertama kali digunakan oleh Edward Thorndike pada tahun 1911 dalam artikelnya
Provisional
Laws of Acquired Behavior or Learning. Eksperimen psikologos klinis menggunakan
istilah modifikasi perilaku untuk merujuk pada teknik psikoterapi khususnya
untuk meningkatkan perilaku adaptif dan menghilangkan yang maladaptive. Dua
istilah lain yang berhubungan adalah terapi perilaku dan analisis perilaku.
Modifikasi perilaku secara umum dapat diartikan sebagai hampir segala tindakan yang bertujuan mengubah perilaku. Definisi yang tepat dari modifikasi perilaku adalah usaha untuk menerapkan prinsip-prinsip proses belajar maupun prinsip-prinsip psikologis hasil eksperimen lain pada perilaku manusia (Bootzin, 1975).
Modifikasi perilaku secara umum dapat diartikan sebagai hampir segala tindakan yang bertujuan mengubah perilaku. Definisi yang tepat dari modifikasi perilaku adalah usaha untuk menerapkan prinsip-prinsip proses belajar maupun prinsip-prinsip psikologis hasil eksperimen lain pada perilaku manusia (Bootzin, 1975).
Adapun teknik modifikasi perilaku adalah sebagai berikut :
1. Dorongan (Prompting)
Permintaan
untuk melakukan suatu tindakan kepada seseorang. Barangkali setiap orang yang
pernah memesan makanan di restoran fastfood pernah menjumpai dorongan.
2. Teknik Banyak Permintaan Banyak (Many Asking)
Mengajukan
beberapa permintaan kepada konsumen dengan mengawalinya dari permintaan yang
kecil lalu ke permintaan yang lebih besar. Atau sebaliknya, diawali dari
permintaan besar kemudian diikuti oleh permintaan lebih kecil. Contoh
menawarkan produk yang lebih mahal terlebih dahulu, kemudian menawarkan produk
yang lebih murah.
3. Prinsip Resiprositas (Reprosity)
Teknik
meningkatkan kepatuhan konsumen atas permintaan pemasar dengan lebih dahulu
menawarkan orang bersangkutan sejumlah hadiah atau sample prosuk. Contoh :
memberikan sample produk gratis, mencicipi produk, test drive dan sebagainya.
4. Peran Komitmen (Committement)
Komitmen
yang dipegang secara konsisten akan meningkatkan jumlah pembelian. Komitmen
yang tertulis akan dapat meningkatkan konsistensi dalam berinteraksi.
Perusahaan penjualan door to door telah menemukan keajaiban komitmen tertulis.
Mereka dapat mengurangi tingkat pembatalan hanya dengan meminta pelanggan
mengisi formulir perjanjian penjualan (sebagai tanda jadi).
5. Pelabelan (Labeling)
Melibatkan
pelekatan semacam gambarab pada seseorang, seperti “Anda Orang Baik”. Label
diduga menyebabkan orang memandang diri mereka dengan cara yang disiratkan oleh
labelnya. Pelabelan dapat digunakan oleh pemasar untuk menarik hati calon
konsumen, sehingga pembelian terjadi. Pemasar pakaian dapat mengatakan “Anda
orang tua yang penuh perhatian” di saat menawarkan pakaian untuk anak orang
tersebut.
6. Insentif (Insentive)
Insentif
mencakup jajaran luas alat-alat promosi, seperti discount harga, undian, rabat,
dan kupon. Insentif biasanya mewakili komponen penting dari keseluruhan
strategi promosi produk. Contoh : mainan anak pada produk makanan anak, cairan
pewangi pada produk detergen dan sebagainya.
Sumber
http://nonaninda.blogspot.com/2012/11/mempengaruhi-sikap-dan-perilaku_13.html
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/12/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-sikap-dan-perilaku-konsumen/
http://id.wikipedia.org/wiki/Modifikasi_perilaku
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/12/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-sikap-dan-perilaku-konsumen/
http://id.wikipedia.org/wiki/Modifikasi_perilaku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar